Blessed New Year

Di hari terakhir tahun 2015 kemarin, banyak pertanda baik yang tersebar di mana-mana. 
Mendapatkan bangku terakhir di bus takengon medan. Ya tanpa diprediksi, semua bus jurusan takengon medan penuh. Jantungnya cukup terlonjak mendengar berita itu. “Waduh masa tahun baru di jalan  begitu batin saya. Persis di saat saya berpasrah, saya diberi secercah harapan. “Ambil dulu saja tiketnya, nanti saya atur duduknya ga terlalu ke belakang. Mau?” Begitu kata bapak penjaga loket PMJO. Setengah ragu akhirnya saya mengiyakan dan merelakan uang 140 ribu saya berpindah tangan.

Rupa-rupanya penuh yang di maksud adalah sesak-sesakan orang yang meski tidak mendapat tempat, tetap rela duduk di lorong bus untuk dapat sampai ke medan di hari ini. Beruntunglah saya masih mendapat tempat duduk nyaman di belakang supir. Terima kasih untuk bapak yang menawarkan bangku terakhir untuk saya. 

Rencana awal saya yang luar biasa fleksibel dan tanpa banyak harapan, bus sampai di medan cukup cepat dan langsung menuju kualanamu untuk membeli tiket. Iya, saya lagi lagi belum punya tiket di tangan. Sebut saja sedang ingin merelakan diri pada  keberuntungan yang ditawarkan tahun 2015. 

Kenyataannya bus terlambat berangkat dan berhenti berkali-kali untuk mengambil dan menurunkan penumpang. Sekitar pukul 7.30 pagi akhirnya saya sampai di Medan. Kebingungan mencari bus ALS yang katanya melayani rute gagak- kualanamu, malahan saya dibantu supir bus baik hati. Dibayarkan becak untuk mengantarkan saya ke pool ALS. Terharu

Perut lapar pun dikenyangkan oleh pedangan lontong persis di sebelah bus ALS. Selesai makan dan bus pun segera berangkat menuju kualanamu. Ini kali pertama saya datang ke airport tanpa tiket setidaknya dulu tahun 2008 saya melakukannya ber3 dengan dua teman lain di Lombok. 

Segera mencari kounter informasi dan menanyakan tempat penjualan tiket. “Turun ke lantai 1 dan berbelok ke kiri mbak” begitu petunjuk singkat dan padat mba penjaga. Menanti lift ada perasaan campur aduk yang kemudian jadi pasrah. Saya yang memilih untuk tidak membeli tiket sebelumnya, maka relakan konsekuensinya. 
Kecemasan mulai kembali melanda saya ketika ternyata benar tiket pesawat tujuan padang untuk hari ini benar-benar sold out dan besok harganya sudah melambung jauh. Setengah panik setengah memelas atau mungkin memang tampang saya yang aut-autan dan belum mandi sungguh memprihatikan. Salah satu CS membantu saya mencarikan tiket dgn harga murah untuk keberangkatan besok. “Mba.. 5 menit lagi ada batas waktu tiket bookingan yang belum terbayar. Nah jika dalam 5 menit tidak terbayar mungkin bisa kita ambil” Secercah harapan. 

Duduk sembari harap harap cemas dan penuh ketegangan. CS itu bercerita, biasanya tiket seperti ini hanya akan jatuh untuk teman-teman terdekat mereka, namun tergerak oleh kasihan maka ditawarkan pada saya. Berdua mereka mencoba menjaga sistem dengan gesit “tangan nya harus lincah mba, begitu tercancel harus langsung diambil, sebelum diambil agent lainnya” begitu cerocosnya sembari meminta KTP saya. 15 menit kemudian tiket atas nama saya sudah berpindah tangan. Tak terkatakan bahagia dan syukur saya saat itu. Saya langsung menyalami mereka dan mengucapkan happy new year. Tiket ini jadi hadiah pertama saya di tahun baru ini. 

ricefiled close to river bank, takengon

Beberapa penanda di akhir tahun ini cukup jadi pengingat bahwa Tuhan di mana-mana. I’m feel so blessed! A good remedy to start a new year. Yeah…
Medan, 2015-12-31

Ivy

*biru yang merasa terberkati 
 

#30harimenulis

#30harimenulis2


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *