Ini semacam surat terbuka untuk si Biru :
Hai Biru! Apa kabarmu? Apakah langitmu masih selalu biru? Akhh.. Aku sudahi saja basa basi busuknya. Toh langit memang akan selalu biru bukan? Aku hanya ingin mengucapkan selamat kepadamu! Ingin memelukmu erat hingga seluruh tubuhmu terguncang hebat. Aku ingin membagi buncahan euforia yang kurasakan karena petikan kata-kata berikut.
“Kalau lo memang biru, lo uda membuat lompatan besar artinya! Karena sumpah gw nyangka elo kuning lho!!” kalimat yang meluncur dari mulut Sundea ini membuat aku tersadar di malam yang dingin itu.
Biru we did it!! Congratz…
Aku tak tau apakah ini berati baik atau aku semakin pintar mengatur mimik muka dan warna yang kukenakan? Tapi satu hal kuakui, setahun belakangan ini adalah tahun yang berat buatku. Tahun yang membuatku biruku semakin pekat. Walau akhirnya kusadari makna dibalik semua ini, hanya untuk menyadarkanku bahwa di balik biruku, aku masih bisa menemukan kuning.
Meski kini telah kutemukan kuning dan kuingat dengan pasti detilnya, tapi tak bisa kupungkiri aku memang biru dan akan selalu membiru! Kuning itu akan kugunakan untuk mengencerkan biruku. Kuning itu menyadarkan ku dari pekatku dan sedikit membuat biruku terlihat lebih menyenangkan. Tapi pada dasarnya aku biru, lho! Dan mulai sekarang aku akan menjadi biru yang menyenangkan seperti kuning.
But don’t forget that blue is my colour, I proud to be blue n allways!
Bandung,2009-10-28 ( 10.59 pm )
Ivy
*biru yang sedang menyampaikan isi hatinya
inspired: dr perbincangan tengah malam di depan pagar rumah Sundea. Tq ^^
Leave a Reply