Sangat sulit untuk bisa memilih satu diantara sekian banyak peristiwa yang terjadi di Pulau sambel itu. Terlalu banyak kejadian menarik yang terjadi di sana, terlalu banyak kenangan tak terlupa yang kami alami. Tapi karena hanya diminta memilih satu diantara sekian banyak, saya pilih pengalaman paling manis, private dan berkesan yang saya rasakan sendiri. BBB versi saya!! Yipy…
Pengalaman termanis dan begitu membekas buat saya terjadi di Lombok bagian selatan, kuta. Kuta tempat yang pastinya tak akan pernah bisa saya lupakan. Bukan hanya laut dan awan yang begitu mempesona, landscape-nya yang luar biasa dan betapa semua keindahan itu hanya teronggok dengan begitu saja, “pure” . Satu kata yang paling mendekati untuk mewakilkan alam yang ada di sana, “incredible” .
Hanya 2hari satu malam yang sempat saya lewati di sana, sungguh waktu yang masih jauh dari kata cukup untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini. Tapi tetap saja saya harus belajar mengucap syukur sempat menginjakkan kaki di sana. Apalagi mendengar desas desus yang ada, Kuta telah berganti kepemilikan. Hampir satu kuta telah diboyong habis oleh Emir emirad Arab, dan cerita punya cerita akan dibangun hotel bintang 5 di sana. Hotel bintang 5 dengan semua fasilitas mewah dan pastinya hanya akan menjadi konsumsi bagi kaum-kaum ber-uang, bukan kita.
Satu malam, yaa hanya satu malam saya sempat menikmati langit malam dan betapa indahnya selimut malam di sana. Tapi sungguh malam itu, malam yang tak akan mungkin bisa saya lupakan seumur hidup, PASTI! Manis dan bertabur bintang! Bintang telah menemani kami dalam perjalan pulang dari Senger menuju tanjung An, seingat saya itu masih sekitar jam 6an. Suasana di sana yang masih sepi dan rumah penduduk yang saling berjauhan memungkinkan bagi bintang dengan cahayanya yang lembut untuk menuntun jalan pulang kami.
Tak banyak hiburan malam yang bisa didapatkan di Kuta, tapi untuk kelambu malamnya yang eksotis tak ada duanya. Ketika kami tiba di Hotel Testura dan memutuskan untuk berenang malam itu, pegawai yang bertanggung jawab terhadap penerangan dan tata kolam sedang tak ada di tempat. Pengawai itu mengalami kecelakaan dan terluka, walau diketahui selanjutnya lukanya tidak terlalu parah.
Berita lainnya, tidak ada pegawai hotel lain yang mengerti bagaimana mengoperasikan tombol-tombol penerangan di sekitar kolam dan taman tersebut. Saya tidak mengerti, apa ini musibah atau malah anugrah bagi kami. Awalnya, sedikit ragu untuk berenang dalam keadaan kolam gelap gulita tanpa satupun lampu penerangan. Tapi kerlip bintang di atas yang begitu memukau membuat semua ragu itu raib dengan segera.
Berenang dalam gelap ternyata pengalaman yang sangat amat berkesan, apalagi ditemani bintang-bintang yang bertabur dengan indah di permadani alam itu. Wow… Saya sungguh tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan yang saya alami saat itu. Tenang, sunyi dan begitu privat. Seakan kerlip dan gemerlap itu hanya untukmu! Seakan bintang dengan cahayanya yang terbatas itu, ingin membagi kehangatannya. Manis! Sungguh ingin menghentikan waktu itu dan mencatatnya di jiwa ini.
Berenang tidur sambil memandangi bintang-bintang , membuat semua gundah dan gulana lenyap tak bersisa. Menjadikan waktu itu hanya ada kamu dan bintang, saling berbagi dan menemani dalam gelapnya selimut malam. Menceritakan kisah-kisah yang tak pernah bisa kamu ceritakan pada siapapun, berbisik lembut tentang segala resahmu dan lalu membiarkannya bergerak seperti kakimu yang mendorong air di kolam itu. Sungguh hal termanis yang pernah saya alami, tanpa kata-kata tapi begitu meresap dan menelusup jauh ke dalam relung batin.
Tak perlu diragukan lagi, saya akan segera mengangguk mantap untuk setiap ajakan berkunjung kembali ke sana. Saya rindu untuk merasakan saat-saat manis dan privat dengan bintang saya di sana. Saya ingin bersua dan bermesraan lagi dengan kerlip-kerip lembut yang menerangi kelamnya langit nan penuh rahasia itu. Kangen dengan pelukan angin malam yang membelai lembut seraya melantunkan nyanyian hati para pencinta malam. Tempat dan waktu yang tepat untuk bercengkrama lebih dalam dengan Yang Esa melalui semua hasil tanganNya, sekaligus berbincang dan bersantai dengan diri sendiri.
Mungkin cerita saya terdengar terlalu muluk dan puitis, tapi tunggu! Tunggu sampai kamu datang ke sana dan merasakan sendiri pengalaman tersebut dan tak sanggup berkata-kata karena keindahannya. Saya berani jamin Lombok tak akan mengecewakan para pencari keindahan! Tak percaya? Boleh buktikan sendiri!
Bekasi, 2009-04-11
Ivy
Leave a Reply