Anugrah langit

Beberapa tahun belakangan ini saya jadi tergila-gila dengan sunrise lebih lebih sunset. Saya lupa kapan tepatnya sunset dan sunrise memantrai saya hingga saya jadi pemuja setianya. Namun tebakan saya, semuanya dimulai saat saya belajar travelling dan berpetualang. Keluar dari kelambu nyaman dan mulai melihat dunia.

Berada di tempat baru selalu menjadi alasan tepat untuk menikmati setiap detil berharga. Menganggapnya bernilai lebih dan seakan anugrah tak terkira. Saat itulah saya berkenalan dengan ‘mereka’ lalu kesemsem kayak dipelet. Rela bangun pagi pagi hanya demi menjadi orang pertama yang bersua dengan surya. Rela memanjat bukit dan karang hanya untuk mengantar mentari ke peraduan. Mengapa? “Elo jauh-jauh ke sini kalau cuma buat tidur mending di rumah” itu selintas omongan teman yang berhasil jadi pemacu saya dulu. Ketus memang, tapi benar adanya.

Sampai saat ini saya masih jadi pemuja senja. Saya rela manjat atap kosan buat motret sunset, sumpah! Alasan pasti kenapa saya jadi penggila sunset n sunrise belum bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Ada perasaan bahagia ketika mampu menyaksikan momen luar biasa tersebut. Buat saya ‘mereka’ seperti obat penenang gratis yang dibagikan alam untuk kita. Membuka dan menutup hari dengan hangat dan perasaan gembira.

Hal paling menarik dari semua itu, tak ada satupun sunrise dan sunset yang identik dari hari ke hari. Lukisan langit itu selalu berbeda namun sama mempesonanya. Menurutmu saya berlebihan? Ini salah satu foto keindahan mereka yang sempat saya abadikan semalam di pantai Batu Payung

Doa saya sederhana: semoga saya tetap jadi penggila ‘mereka’, jangan buat saya terbiasa dengan ‘mereka’. Karena sering kali kita lupa bersyukur untuk sesuatu yang selalu ada, dan mengangapnya hal yang biasa.

T, 2013-11-27
Ivy
*biru si penggila senja



Posted

in

by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *