Me (jadi) tua

Image

taken at Lasem, Jawa Tengah

Pernah membayangkan seperti apa hidupmu kelak? Bagaimana masa tuamu? Seberapa terbatas pergerakanmu? Sejauh mana kamu akan membutuhkan orang lain hanya untuk sekedar bertahan hidup? Akh.. Semuanya terdengar begitu mengerikan ya..

 

Hampir semua orang begitu sulit untuk menerima dirinya menjadi tua, bertambah satu rambut putih, bertambah satu kerutan, bertambah mudah untuk lupa, bertambah sulit untuk bergerak dan banyak ciri-ciri lainnya. Ya menua…

 

Di satu sisi kita ingin menolak ‘tua’ , ingin berlari sebisa mungkin dari kata tua. Tua selalu diidentikan dengan segala keterbatasan pergerakan, memudarnya kenangan dan impian, berkurangnya daya ingat, kehilangan kemandirian.Tapi bukankah tua adalah jenjang tersendiri yang belum tentu dicapai oleh semua orang?

 

Mungkin ini hanya permenungan tanpa pengalaman, mungkin ini hanya angan-angan yang tak berbentuk. Tapi yang pasti aku ingin mengumpulkan semua kenangan dan pengetahuan yang masih bisa diperoleh sebanyak yang aku mampu, hingga saat nanti jika aku diizinkan untuk menjadi tua, aku sudah cukup tangguh menerima semua nya.

 

Telah memandang tajam semua hal dan sekarang saatnya mulai mehangatkan padangan dalam buram. Telah berjuang semampu yang aku bisa dan tiba saatnya untuk duduk diam dan menerima. Telah menari selama yang aku mampu hingga waktunya untuk bersandar dan memandang hening.Telah lelah untuk berlari dan memang ingin berjalan perlahan dengan tongkat kebijaksanaan.

 

Aku tau menulis tak semudah menghadapinya, tapi setidaknya aku dalam belajar mempersiapkan diri menjadi tua…

 

T,2013-07-12 (16: 39 pm)

ivy

*biru sok dewasa dalam belajar menjadi tua

 



Posted

in

, , ,

by

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *