“Lupa pada diri…” jawab seorang teman ketika saya bertanya tentang ketakutan terbesarnya. Film ini menceritakan proses melupa dan kehilangan kemampuan berpikir dengan begitu tajam dan dekat.
Film yang diangkat dari teater yang memenangkan prize di tahun 2012 ini sungguh menjadi begitu hidup diperankan oleh Anthony Hopkins yang berperan sebagai Anthony, ayah berumur 80 tahun yang mulai kehilangan ingatannya.
97 menit di film ini berisi potongan-potongan kejadian yang berulang, berputar dan awalnya membingungkan. Rupa-rupanya, ini cara sang sutradara Florian Zeller untuk membagi pengalaman menjadi dementia dengan penonton. Cara luar biasa untuk membuat penonton ikut merasakan langsung apa yang dialami Anthony.
Tidak banyak tokoh yang menonjol di film ini selain Anthony dan anaknya Anne yang diperankan oleh Olivia Colman. Perjuangan, kelelahan, keputus asaan, kesedian, kekecewaan, semuanya tersampaikan secara seimbang. Dari sang anak maupun sang ayah.
Ada hati yang teriris-iris sepanjang film ini, tapi ada kenyataan yang tersampaikan dengan utuh dan penuh. Pengalaman indah untuk bertamu dan belajar paham, apa yang terjadi jika kepalamu tak lagi jadi tempat yang mampu untuk diandalkan. Jika kamu tak lagi paham bagaimana cara memproses semua informasi yang masuk setiap hari.
Di akhir, film ini tentang siklus menjadi manusia yang menyeluruh. Tak dipoles atau dipangkas, semua emosi kasar itu dibiarkan dan diframe dengan interior indah yang kontras. Sungguh film yang satire dan hangat secara bersamaan. Tentang menerima untuk menjadi manusia.
Bandung, 2021-05-18
Ivy
Leave a Reply