Dari semua mimpi saya menjadi seorang ibu, saya tak pernah menyangka anak perdana saya akan lahir berbentuk film bergenre thriller.
Setelah menanti lebih dari dua tahun, ada haru biru yang sulit dijelaskan. Ada bangga, ada takut, ada cemas, ada senang ada panik yang berkelindan dan memenuhi kalbu. Seperti seorang ibu yang bertemu kembali dengan anaknya yang telah lama merantau. Seberapa jauh anak ini telah berubah? Seberapa besar tempaan yang telah dialaminya selama ini? Seberapa berbeda ia dengan anak yang dulu dilahirkan? Seberapa besar ia saat ini? Seberapa bertumbuh ia?
Ada banyak tanya di kepala dan ada banyak gemuruh di dada, ketika kaki-kaki ini melangkah semakin dekat ke ruangan teater. Tapi sesaat ketika saya mendudukkan pantat ke kursi teater, saya tau bahwa apapun yang terjadi pada anak ini, ia akan selalu jadi anak yang saya lahirkan. Anak yang saya lahirkan dengan nama detak dan dihadiahi nama panggung Tarian Lengger Maut untuk bisa tampil dan dipandang oleh dunia.
Tugas saya sebagai ibu dan bidan sudah selesai sedari dulu. Nasib anak ini tak lagi ada di tangan saya, tapi sepenuhnya miliknya.
Nak, selamat berdetak. Selamat menari!
Sebagai ibu, seperti apapun rupamu, kamu tetap anak yang dulu saya lahirkan dan akan selalu saya banggakan.
PS: Film Tarian Lengger Maut, diputar serentak di bioskop-bioskop seluruh indonesia (cgv dan 21) hari ini ya! Selamat menikmati hasil kerja setengah gila yang moga-moga bisa membuat jantungmu berdetak kuat dan mengumpat. GILA!
Bandung, 2021-05-13
Ivy
Leave a Reply