Besok saya akan kembali menginjakan kaki di kota tercinta tempat segala asa dan rasa saya tinggalkan 228 hari atau setara dengan 5469 jam. Ada campuran rasa yang tidak mampu saya jelasakan, rindu yang jelas sudah tak tertahan, lega dan haru.
Dengan alasan mencari sesuap nasi dan sebakul pengalaman 7 bulan lalu saya memberanikan diri berangkat ke negara tetangga untuk bekerja. Sebagian teman mencibir dengan idealisme ke-Indonesian-nya, sebagian lagi cepat2 menyelamati dan menanyakan lowongan, sebagian lagi ikut senang dan tak terlalu peduli. Terlepas dari semua respon tersebut, saya punya alasan sendiri untuk menerima pekerjaan ini.
Lain ladang lain belalang, lain negara lain pula tabiatnya. Sebulan pertama di sini cukup berat bagi saya. Selama ini saya belajar hidup jadi wanita mandiri, bermotor biru dan berhelem putih meluncur ke mana pun dan kapanpun. Di sini?! Saya harus mengantungkan diri dengan orang lain. Maklum saya di perbatasan sabah, trasnportasi umum belum tersedia dengan rapi.
Hal lain yang membuat saya menderita adalah tak ada nya wadah dan tempat menuangkan ide kreatif di sini. Sebagai manusia yang sedang dengan organisasi saya merasa sangat bosan dan tertekan. Hiburan saya hanya internet dengan kecepatan super.
Tabiat manusia di sini pun berbeda, mereka cenderung pasif dan lebih menerima. Kadang kala membuat saya gregetan dan tidak sabaran. Proses pembentukan dan segala peraturan memang akan mencetak sifat yang berbeda.
Selama 7 bulan di sini, tak berarti setiap hari membosankan. Saya belajar banyak hal juga, jadi petualang dan pengembara. Karena pekerjaan lapangan kami, tak jarang harus merintis jalan baru di tengah hutan, membelah sungai dan berteman pacet. Pengalaman seru yang juga tak bisa saya lupa.
Kurang lebih itulah pengalaman hidup saya 7 bulan ini. Ada serunya walau lebih sering bosan nya.
Doakan saja saya tidak ngumpet di Bandung terlalu lama. Hahaha…
Tawau, 2013-12-12
Ivy
*biru yang ingin segera besok
Leave a Reply