Aku menemukan isi kepalaku berserakan di pondok-pondok teduh di kaki gunung berpemandangan bak surga. Tanganku terkubur di pantai-pantai berair biru bening dan berpasir putih yang tak tersentuh musim penghujan. Hidungku terdampar di hamparan kebun teh hijau yang mewangi dan menenangkan hati. Bola mataku tertanam di lembah-lembah berkabut yang berdanau tenang. Sedang cuping telingaku terjaga di hutan-hutan lebat yang menyimpan banyak air terjun, dan mulutku tersemai di sawah-sawah yang menguning seperti permadani emas. Sementara itu paru-paruku terkubur di pohon yang lingkarnya tak mampu kau peluk dan tersembunyi di rimbunnya rimba yang sarat oksigen. Tengkorak kepalaku tersembunyi di balik akar bahar tempat bersarangnya jutaan ikan. Jantungku tersangkut di ranting pada puncak bukit dengan pemandangan senja merekah setiap hari.
Jiwa ini …. Ya sesuatu dalam raga ini terus berkelana, mencari potongan-potongan tubuh yang tercecer di sana-sini, demi untuk mengutuhkan rasa.Menjadikannya satu dan hidup.
Hei, jikalau kamu melihat potongan tubuhku? Jangan segan kirimi aku surat …. Aku tunggu.
Salam,
Ivy
*biru yang mencari cari
Leave a Reply