“Edan… bla bla bla… Pegawai berhenti lagi.. bla.. bla..bla.. Tiap pagi nyokap marah-marah bla..bla..bla..” omelan teman baik saya belakangan ini serasa kaset rusak yang terus memutar lagu sumbang yang sama lagi dan lagi.
Di sisi lain, toko online yang dirintisnya semakin maju dan berkembang pesat. Sedikit yang dia sadar, kesuksesannya membuat omelannya bertambah dari hari ke hari. Maka kemarin saya putuskan membuatnya berkaca dengan segala keputusannya.
“Tapi uang di rekening tambah banyak kan?” ucap saya di tengah semua omelannya. Dia terdiam sesaat mendengar pertanyaan saya lalu tersenyum. “Nah uang tambahan itu datang sepaket dengan kewajiban dan kesulitan barunya. Lalu dia diam dan mencerna. “iya..” jawabnya pelan.
Sebelum saya turun dari mobilnya saya bilang, “Semoga segera menemukan pegawai baru. Kalau ga lama-lama elo bisa gila. Ga punya waktu untuk diri sendiri itu, berbahaya. Bikin orang jadi marah-marah.. Macam senggol bacok gitu!”
“Haha.. Iya, semoga ya.” jawabnya sepenuh hati.
Beberapa jam sebelumnya, malam itu kami bermain board games bersama beberapa teman lain. Salah satu kartu kesempatan di permainan Saboteur, kemampuan untuk bertukar semua kartumu dengan kartu milik orang lain.
Tapi sungguh di kehidupan nyata, saya tak ingin menukar kartu hidup saya dengan siapapun. Tidak dengan yang lebih terkenal, tidak pula dengan teman yang punya gaji dua atau tiga digit, tidak. Malam itu saya sampai pada kesadaran bahwa saya berbangga dengan segala kartu-kartu yang ada di hidup saya, yang baik dan yang buruk. Saya puas dengan paket yang ada di gengaman tangan saya. Tak rela menukarnya dengan apapun di dunia.
Seyogianya, hidup hanya tentang memilih dengan sepenuh sadar. Berani bertanggung jawab dan menerima semua konsekuensi pilihanmu dengan lapang dada.
Menyadari secara utuh, bahwa kamulah nahkoda dari jalan hidupmu, bukan orang lain, bukan pula dunia. Memilih pilihan hidup itu seperti memilih tujuan perjalanan dan cara menuju ke sana. Ingin mendapatkan foto bagus, jangan ngomel dengan cuaca terik. Semua punya paketannya masing-masing. Maka pilihlah lalu nikmati! Kurangi misuh-misuh ya..
Sembari menuliskan ini, lagu Jason Mraz lambat-lambat terdengar di tengah gerimis Bandung siang ini,
And in the end
You’re still my friend at least we didn’t tend
For us to work we didn’t break, we didn’t burn
We had to learn, how to bend without the world caving in
I had to learn what I got, and what I’m not
And who I am
NOTE: Hey, jangan malu untuk berbelok, semua juga bisa salah kawan!
Saya percaya jika kita ada di jalan yang tepat, langkah-langkah kita akan terasa ringan dan intensitas omelan akan makin berkurang. Semoga
Dago 485, 2018-9-2
ivy
Leave a Reply