Hai namaku Ogi..
Hmmm.. aneh ya ngomong sama gelas kopi?
Gini-gini, boleh saya mendongeng tentang hidupku sebelum aku mati ketika toko ini tutup? Ayolah, biar hidupku yang semu ini sedikit berarti..
Oh ya.. Kalian tau ada berapa banyak kembaranku, lahir ke dunia setiap harinya? Ya.. tentu kami bukan kembar identik, tapi maksudku fungsi dan nasib kami serupa. Gelas kopi sekali pakai dalam berbagai varian.
Ada yang mau menebak? Berapa?
1 juta? Masih jauh sayang…
Menurut survey yang dilakukan di AS yang di daulat sebagai negara pengkonsumsi terbesar dunia, ada 400 juta gelas yang terjual sehari. Ya. 400 juta, nol nya ada 8. Banyak ya?!
Awalnya, kami-kami ini benda mati. Hingga cairan-cairan panas ataupun dingin dituangkan ke sini nih. Ke relung kosong ini, yang akhirnya membuat kami mulai mengeliat. Eits tapi tak sepenuhnya bangun.
Bak putri dan putra tidur, kami-kami ini baru terbangun ketika dikecup oleh bibir-bibir manusia. Kecupan-kecupan pendek, kecupan panjang, hisapan atau sesapan. Apapun bentuknya itu. Entah itu kecupan tunggal yang sejati, atau kecupan yang dibagi-bagi dengan komunal. Tak mengapa, toh nyawa kami yang hitungan jam.
Jujur saja meski jarang punya kesempatan hidup lebih dari sehari, Ogi bahagia koq. Gimana tidak, kami ini dicari-cari, ya bukan kaminya sih tapi cairan hitam atau coklat yang kami bawa itu.
Hei kamu tak bisa menadah tanpa wadah loh! Iya, menadah cairan yang konon katanya pembawa inspirasi atau bahkan rindu?
“Hei pria botak, apa benar mitos itu?”
Bandung, 2017-9-14
Ivy
*ditulis utk CSWC (writers clubs Bandung)
Leave a Reply