Kunci Kenangan

Pagi ini, 4 tahun lalu aku belajar arti sesungguhnya dari merelakan. Kehilangan cinta pertama tak pernah mudah bukan? Setelah ribuan hari, rasa tajam yang menusuk ulu hati itu masih bisa aku rasakan. Tanyaku masih terbungkus rapi di dasar sanubari.

“Apa kamu merasakan genggaman tanganku di penghujung nafasmu, Pap?”

Pagi ini dari Nuwara Eliya, kota yang disebut sebagai kerajaan teh, aku mencoba berhenti menanyakannya.

Setelah ribuan hari bertanya, aku sadar hal terpenting bukan pada jawaban yang akan didapat namun pada pertanyaan apa yang kita lontarkan?

Seminggu di Sri Lanka dengan cuaca yang tak tentu, aku sadar, dalam hidup ada hal-hal yang tak bisa dipastikan karena memang tak butuh.

Pilih arah pertanyaanmu dan nikmati perjalanannya. Setelah 4 tahun, hari ini aku memutuskan berhenti menanyakan pertanyaan yang sama, Pap. Ya, aku tau pertanyaan itu tak membawaku ke mana-mana.

“Yang pergi tak akan kembali, maka nikmati yang ada selagi masih bisa..”

Apa kabar Pap? Anak yang badung ini rindu. Jangan lupa jadi pendoa yang baik bagi kami semua di bawah sini.

Nuwara Eliya, 2019-10-2

Ivy

PS: tadi pagi langit kelabu, sekarang langit biru apa nanti kembali kelabu? Tak ada yang tau. Lakukan saja yang ingin kamu lakukan selagi kamu bisa melakukannya. Ini kuncinya.

Pertanyaan besarnya: Jadi apa yang sebenarnya kamu inginkan, dear?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *