“Lama betul di Jogja, ngapain aja?” pertanyaan bernada serupa mulai muncul dari beberapa teman. Ini hari ke 15 saya bermukim di pojok Kota Gede Yogyakarta. Tak banyak postingan perjalanan, karena notabennya saya memang tak datang sebagai turis ke sini. Saya selalu menjawab pertanyaan itu dengan kalimat bahasa Jawa yang baru saya pelajari, “sowan..”
Sowan artinya mengunjungi keluarga.
Ya bukan berlibur, hanya berbagi waktu dengan keluarga kecil yang menerima saya sebagai anggota keluarga baru. Kebiasaan baru yang mulai saya lakukan sejak tahun 2016. Mengunjungi kota pelajar ini minimal sekali dalam setahun.
Berbekal pandangan baru ini saya tak pernah merasa butuh untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang sedang hits di Yogyakarta. Sebagaimana tiba di rumah, kamu tak lagi merasa asing dengan kota ini. Seperti orang lokal yang punya ritme hidupnya sendiri, tak lagi merasa kekurangan jika tak berkunjung ke tempat-tempat wisata.
Saya merasa cukup dan penuh hanya dengan ada di rumah yang tiap lacinya makin familiar bagi saya. Tiap pintunya makin mudah untuk saya buka. Tersenyum penuh menyadari semakin hafalnya dirimu dengan rute-rute menuju tempat makan favorit keluarga. Lidahmu semakin fasih menditeksi rasa-rasa spesifik. Merasa bangga diberi kepercayaan untuk membuka mangga-mangga dari kebun setiap pagi.
Di akhir saya rasa, perjalanan panjangmu berkeliling kota atau negara baru hanya untuk bertemu rumah-rumah baru yang rela berbagi cerita dan kamarnya untuk kamu masuki dan tempati di waktu-waktu tertentu. Membuat jejak, membuat kenangan, membuat hubungan yang bukan sekedar ada di sebuah foto tapi hidup dan berkembang di pikiran dan hati masing-masing.
Bersedia berbagi waktu-waktu pribadinya untuk kau susupi.
Saya selalu percaya, perjalanan itu bermakna karena orang-orang yang kita temui di kota tersebut. Sampai saat ini, Jogja adalah pencapaian perjalanan terbesar bagi saya. Bukan, bukan tentang seberapa kenal saya dengan pojok-pojok kotanya. Tapi tentang saya yang asing, diterima dan diberi rumah di sini.
Pencapaian perjalanan terbesar: melepaskan predikat pejalan, dan kedatanganmu jadi kunjungan yang diharapkan.
*Terima kasih untuk semua kebaikan dan cerita hari-hari yang masih direla dibagi dengan saya di senrepita.
Sentonorejo, Jogjakarta, 2018-8-22
ivy
Leave a Reply