Day 18 Teruntuk Nona yang Merajai Kalbu

Setelah perjuangan panjang, ternyata memang nona juga yang kembali kurindukan. Sekarang hari ini, saat ini saya sedang menanti detik-detik pertemuan kita beberapa jam lagi. Apa cuacamu masih bersahabat nona? Dengar-dengar rambutmu semakin semberawut ya? Debar jantungmu kian cepat dan hampir menyamai ibu kota. Duh semoga kamu tak berkembang terlalu pesat, jangan. 

Ada hal tak terjelaskan tentangmu, belum ada tempat yang mampu menyamai kenyamananmu. Berlebihan? Tapi itu yang aku rasakan. Kamu memelukku erat namun siap memberiku tempat untuk berproses dan tak jarang menghadiahiku sayap untuk terbang. Ini yang membuatku tak pernah mampu berpaling darimu. 

Hai nona, aku titipkan doa dan peruntunganku sekali lagi di tanganmu. Semoga kali ini pun kamu tak mengecewakanku. Jangan. 


  
Sampai jumpa beberapa jam lagi! 

Padang, 2016-2-17

Ivy

*biru merindu nona

Note: Sebelum saya didebat sebagai LGBT yang isunya jauh lebih marak dibanding jualan pisang goreng di pasar. Saya akan menjelaskan sosok nona ini. Nona adalah panggilan sayang saya untuk Bandung. Kota di mana saya berproses jadi saya. See u soon 🙂 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *