Day 12 Teruntuk Tuan Pecandu 

Halloo.. 
Pasti kamu sedang mengintimi pekerjanmu bukan? Jika ada manusia yang harus diacungi jempol untuk etos kerjanya, tentu kamu salah satunya. Kamu segitu tergila-gila pada kerja, kamu mencandunya. 

Katamu ” aku itu menjungjung pepatah lama, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.” Bekerja setengah mati, agar nanti tak lagi perlu bersusah-susah memikirkan pemasukan. Lalu ku balas “kalau tenggelam sebelum sampai ke tepian?”. Agak kaget, kamu terdiam dan lalu tertawa terbahak-bahak. “Jika nanti mati di tengah ya nasib. Pokoknya uda dicoba! ” jawabmu mantab. 

Seperti tipikal diskusi-diskusi subuh kita yang tak pernah selesai, kamu menghilang. Kamu takut dengan pertanyaan lanjutan? Sejujurnya aku menyetujui pendapat terakhirmu. Takdir yang salah satunya kematian bukan kuasa kita. Aku hanya menambahkan 1 kemungkinan di dalam rencana jangka panjangmu yang begitu rapi. 

Segala kesulitan hidup jauh lebih mudah dihadapi dengan mimpi-mimpi luar biasa bukan? Tentu, aku seperti kamu, pejuang mimpi. Satu saja pesanku, memelanlah, nikmati hidup, rasakan kini. Karena di nanti tak ada yang pasti. Agar kelak sesal bukan kita yang punya! 

morning light, painan

Note: Hei, aku yakin kamu berhutang istirahat pada tubuhmu. Sayangi “ia”

#30harimenulissuratcinta

Padang, 2016-2-11

Ivy

*biru dengan segala celoteh


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *