Ada sebuah pertanyaan lama yang baru-baru ini menemukan muara jawaban. Pertanyaan menahun yang muncul di kepala sejak puluhan tahun silam:
“Di mana batas pejuang dan pecundang?”
Pertanyaan ini pertama kali muncul saat saya memasuki jenjang kuliah. Kala itu sebagai anak semester 1 dari kota kecil, perjuangan tersebut berupa belajar kalkulus dan fidas dengan buku bahasa inggris. Cukup bikin nangis tiap malem dengan kamus oxford besar di pelukan.
Singkat cerita, meski tertatih semua perjuangan tersebut terlewati. Lalu pertanyaan itupun terlupakan, lenyap ditelan kesibukan kuliah. Pertanyaan tersebut kembali mewujud ketika masa-masa kegalauan meninggalkan pekerjaan. Seakan bintang petunjuk, pertanyaan ini hilang dan muncul hanya di saat-saat genting. Tak terbaca jelas, tapi selalu cukup untuk jadi tamparan membuat eling.
Beberapa minggu silam, setelah lama tak pernah muncul sang pertanyaan kembali datang menghampiri. Kali ini bentuknya berbeda rupa dengan cahaya yang lebih temaram dan hangat. Mungkin ia tak lagi datang bak senter penerang tapi lebih sebagai pengingat dan selimut hangat.
Pelan-pelan, di pojok kamar kecil saya di Padang dengan bantuan obrolan ringan dengan pacar, sang pertanyaan menggandeng jawabannya. Ada “aha” momen yang terlewat ketika hal tersebut terjadi. Karena yang terasa hanya ringan dan pemahaman yang mengakar.
“Oh..” saya ingat bergumam dalam hati, ketika saya menjawab sendiri pertanyaan yang saya lemparkan.

Ini dia jawabannya, bahwa :
Berserah itu bukan menyerah ~ blueismycolour
Berserah itu pada hal-hal yang di luar kendali diri, sementara JANGAN MENYERAH untuk hal-hal yang ada di kendalimu.
“Oh..” lagi-lagi saya tersenyum. Di situ rupanya batas yang selama ini saya pertanyakan. Hey diri, bolehlah kita namai ini sebagai naik kelas? 😉
Pertanyaan lanjutan: hal-hal apa yang mampu kamu kendalikan? Di mana batasan kemampuanmu?
PS: Rupa-rupanya semua bermuara pada penerimaan (keterbatasan) diri. Iya, ini memang masih butuh diusahakan. Seperti segala hal dalam hidup, bisa itu karena biasa. Mari terus usahakan 🙏🏻
Cirebon, 2023-3-4
Ivy
Proses refleksi dirinya patut dicontoh! Memang hidup itu adalah belajar, jadi kadang baru nemu jawaban sekian tahun setelah jawaban itu terlontar huhu
LikeLike
Hai Rahma, terima kasih sudah berkunjung. Dengan senang hati jika ocehan ini bisa membantu mengerti kisah-kisah hidupmu juga. Salam kenal ya. 💙
LikeLike