“Ini mimpi saya dan Hanny dari dulu.”
Begitu penggalan ucapan kak W di penghujung sore setelah festival kanca berlangsung dengan padat dan menyenangkan. Bertempat di Greenhost Boutique hotel Jogja, mini festival yang berlangsung dari tanggal 18-19 Maret 2017 ini berjalan penuh antusias.
“Sayang kurang promosi mbak..” celutuk salah seorang volunteer. Celutukan ini membuat kak W menceritakan sedikit tentang proses lahirnya kanca yang apa adanya dan tanpa dibebani dengan banyak harapan.
Beberapa pihak yang bersedia ikut serta, para pembicara yang mau ikut terlibat, teman-teman yang mendukung dengan segala cara. Kanca dipersiapkan dalam waktu yang terbilang singkat. Target kanca sebagai mini festival perdana yang diadakan writting table tak muluk-muluk hanya 200 peserta, dan hal ini tercapai. Cukup.
Dari sudut kursi saya merenung, saya percaya semesta selalu punya cara merangkai mimpi-mimpi yang senada. Menjadikan yang seharusnya jadi dan meletakan orang-orang yang tepat di tempatnya. Ya kanca ini contohnya.
Semua hal di mulai dari bawah, dari tiap langkah patah-patah yang kemudian membuatmu berlari. Bahagia ikut menyaksikan persalinan kanca sedekat ini. Semoga kanca akan terus tumbuh dalam bentuk acara-acara lain dan tetap mampu meninggalkan kesan hangat di tiap pesertanya. Tentang berbagi dan belajar bersama.
Seperti mimpi Kak W dan Mbak Hanny K yang menjadi nyata, pun mimpi saya. Sebagai volunteer, mimpi sederhana saya berkenalan lebih dekat dengan jiwa-jiwa kreatif tersebut juga jadi nyata. Semoga tertular pintarnya 🙃
Terima kasih untuk ilmu, terima kasih untuk kesempatan, terima kasih untuk semua usahanya mengusahakan kanca, terima kasih semua, terima kasih semesta!
Special thanks to makluk mitos paling unyu Cibo *peluk